31 Maret 2010

Saat Cerita Dimulai


Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih..?

Aci dan Teres duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Teres pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.

Teres : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini ?"
Aci : "Kamu dong ?"
Teres : "Menurut kamu, aku ini siapa ?"
Aci : (Berpikir sejenak, lalu menatap Teres dengan pasti) "Kamu tulang rusuk ku ! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam, dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Aci dan Teres mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar, dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir pertengkaran....

Teres lari keluar rumah. Saat tiba diseberang jalan, Ia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama Aku !" Aci sangat membenci ketidakdewasaan Teres dan secara sponton balik berteriak, "Aku menyesal kita menikah ! Kamu ternyata bukan tulang rusukku !"

Tiba-tiba Teres menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Aci, seakan tak percaya pada apa yang telah Ia dengar. Aci menyesal akan apa yang sudah Ia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air mata, Teres kembali kedalam rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau Aku bukan tulang rusukmu, biarkan Aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu...
Aci tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Teres.
Teres pergi ke Jakarta, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Aci yang tahu semua informasi tentang Teres, merasa kecewa, karna Ia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Teres tak menunggunya...
Dan ditengah malam yang sunyi, saat Aci meminum kopinya, Ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi Ia tidak sanggup mengakui bahwa Ia merindukan Teres....


Suatu hari, mereka akhirnya bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas. Mata mereka tak saling mau lepas.

Aci : "Apa kabar ?"
Teres : "Baik... ngg.., apa Kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang ?"
Aci : "Belum..."
Teres : "Aku terbang ke Jakarta dengan penerbangan berikut."
Aci : "Aku akan kembali dua minggu lagi. Telpon Aku kalau Kamu sempat. Kamu tahu nomer telpon kita, belum ada yang berubah. Dan tidak akan ada yang berubah..."
Teres tersenyum manis, lalu berlalu...."Good bye...."

Seminggu kemudian, Aci mendengar bahwa Teres mengalami kecelakaan, dan meninggal....
Malam itu, sekali lagi, Aci mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya Ia sadar bahwa sakit itu adalah karena Teres, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya Ia patahkan....


"Kita melampiaskan 99% Kemarahan justru kepada orang yang paling kita Cintai. Dan akibatnya seringkali adalah 'FATAL !!"



Hmmmm.....
Pesan Moral dari Cerita ini :

Kurangi Minum Kopi ntar Dadanya Sakit.... ...... ...... hehehehe...
Sok Larut Dech !!!!

1 komentar:

  1. kalau menurut aku bener kata kamu "Kita melampiaskan 99% Kemarahan justru kepada orang yang paling kita Cintai. Dan akibatnya seringkali adalah 'FATAL !!"
    cuman kalau kita lebih melihat orientasi orang yang melakukan itu, kita akan mendapatkan sebuah fakta yang mengejutkan...

    BalasHapus